Wifi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity. Wifi adalah
teknologi jaringan tanpa kabel yang menggunakan frekuensi tinggi.
Frekuensi yang digunakan oleh teknologi WIFi berada pada spektrum 2,4
Ghz. Kita dapat terhubung ke internet dengan Wifi menggunakan sebuah
notebook dan PDA yang dilengkapi dengan kartu WiFi (WiFi card). Jika
notebook yang kita gunakan menggunakan prosesor yang dilengkapi
teknologi Mobile Centrino, maka kartu WiFi tersebut tidak dibutuhkan.
Dengan menggunakan WiFi, kita dapat mengakses internet dengan cepat.
WiFi mempunyai kemampuan akses internet dengan kecepatan hingga 11 Mbps.
Kita tidak membutuhkan kabel untuk terhubung kejaringan WiFi. Namun,
kita harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Daerah yang
mempunyai sinyal WiFi adalah daerah yang berada pada radius 100 meter
dari titik akses yang sering disebut hotspot.
Ada tiga kompunen yang terdapat dalam sebuah lokasi hotspot, antara lain sebagai berikut:
1. Access pint (titik akses) adalah perangkat yang menghubungkan
teknologi Wireless LAN dengan ethernet yang terdapat di komputer. Titik
akses memiliki kemampuan untuk melayani pengguna sebanyak 128 orang.
Luas daerah yang dapat dijangkau oleh sebuah titik akses mencapai
25-1000 meter.
2. Access controller (pengendali akses) adalah perangkat yang berfungsi
sebagai alat autentifikasi untuk mengecek, apakah seorang pengguna
merupakan orang yang mempunyai hak atau izin untuk melakukan akses.
3. Internet link adalah perangkat yang menghubungkan lokasi hotspot
dengan internet. Internet link mempunyai kemamuan koneksi internet
sampai kecepatan 512 kbps. Kemampuan koneksi tersebut digunakan untuk
melayani seluruh pengguna dalam satu lokasi. Kelemahan dari akses
internet dengan WiFi adalah akses hanya dapat dilakukan pada daerah
sejauh 100 m dari titik akses, dan sampai saat ini, hanya tempat-tempat
tertentu yang sudah dipasangi titik akses. Tempat-tempat tertentu
tersebut biasanya adalah kampus-kampus, hotel, kafe, bandara dan
tempat-tempat umum lainnya.
Kumpulan Materi Pengantar Teknologi Informasi
Rabu, 22 Januari 2014
Subnetting
Subnetting Kali ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? |
Pengertian Subnetmask, Gateway dan DNS
Pengertian Subnetmask, Gateway dan DNS
PENGERTIAN SUBNET MASK
Subnet mask adalah istilah teknologi
informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu
host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik.
PENGERTIAN GATEAWAY
Gateway adalah komputer yang memiliki minimal 2 buah network interface untuk menghubungkan 2 buah jaringan atau lebih. Di Internet suatu alamat bisa ditempuh lewat gateway-gateway yang memberikan jalan/rute ke arah mana yang harus dilalui supaya paket data sampai ke tujuan. Kebanyakan gateway menjalankan routing daemon (program yang meng-update secara dinamis tabel routing). Karena itu gateway juga biasanya berfungsi sebagai router. Gateway/router bisa berbentuk Router box seperti yang di produksi Cisco, 3COM, dll atau bisa juga berupa komputer yang menjalankan Network Operating System plus routing daemon. Misalkan PC yang dipasang Unix FreeBSD dan menjalankan program Routed atau Gated. Namun dalam pemakaian Natd, routing daemon tidak perlu dijalankan, jadi cukup dipasang gateway saja.
Karena gateway/router mengatur lalu lintas paket data antar jaringan, maka di dalamnya bisa dipasangi mekanisme pembatasan atau pengamanan (filtering) paket-paket data. Mekanisme ini disebut Firewall.
Sebenarnya Firewall adalah suatu program yang dijalankan di gateway/router yang bertugas memeriksa setiap paket data yang lewat kemudian membandingkannya dengan rule yang diterapkan dan akhirnya memutuskan apakah paket data tersebut boleh diteruskan atau ditolak. Tujuan dasarnya adalah sebagai security yang melindungi jaringan internal dari ancaman dari luar. Namun dalam tulisan ini Firewall digunakan sebagai basis untuk menjalankan Network Address Translation (NAT).
Dalam FreeBSD, program yang dijalankan sebagai Firewall adalah ipfw. Sebelum dapat menjalankan ipfw, kernel GENERIC harus dimodifikasi supaya mendukung fungsi firewall. Ipfw mengatur lalu lintas paket data berdasarkan IP asal, IP tujuan, nomor port, dan jenis protocol. Untuk menjalankan NAT, option IPDIVERT harus diaktifkan dalam kernel.
DIVERT (mekanisme diversi paket kernel)
Socket divert sebenarnya sama saja dengan socket IP biasa, kecuali bahwa socket divert bisa di bind ke port divert khusus lewat bind system call. IP address dalam bind tidak diperhatikan, hanya nomor port-nya yang diperhatikan. Sebuah socket divert yang dibind ke port divert akan menerima semua paket yang didiversikan pada port tersebut oleh mekanisme di kernel yang dijalankan oleh implementasi filtering dan program ipfw. Mekanisme ini yang dimanfaatkan nantinya oleh Network Address Translator.
PENGERTIAN DNS (Domain Name System)
Domain Name System (DNS) adalah distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang mengunakan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol). DNS biasa digunakan pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail, dimana DNS membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address.
DNS dapat disamakan fungsinya dengan buku telepon. Dimana setiap komputer di jaringan Internet memiliki host name (nama komputer) dan Internet Protocol (IP) address. Secara umum, setiap client yang akan mengkoneksikan komputer yang satu ke komputer yang lain, akan menggunakan host name. Lalu komputer anda akan menghubungi DNS server untuk mencek host name yang anda minta tersebut berapa IP address-nya. IP address ini yang digunakan untuk mengkoneksikan komputer anda dengan komputer lainnya.
Karnaugh Map
Karnaugh Map
Karnaugh map (disingkat K-Map) adalah
suatu metode untuk menjelaskan beberapa hal tentang penghitung aljabar
boolean, metode ini telah ditemukan oleh Maurice Karnaugh pada tahun
1953.
Karnaugh map ini sering digunakan untuk perhitungan yang menghitung sistem pola pikir manusia dengan hal-hal yang menguntungkan (sistem pemetaan peluang).
Karnaugh map ini sering digunakan untuk perhitungan yang menghitung sistem pola pikir manusia dengan hal-hal yang menguntungkan (sistem pemetaan peluang).
Seperti gambar dibawah ini adalah sistem pemetaan pada bilang aljabar boolean :
gambar 1 sistem pemetaan pada karnaugh map
pada
gambar pemetaan diatas, variabel dari aljabar boolean ditransfer
berdasarkan variabelnya masing-masing, dimana terjadi sistem perubahan
pada beberapa kotak sehingga menghasilkan sebuah rumus 2n dengan n adalah banyaknya kotak (1,2,3,4,...).
Dibawah sini ada beberapa sistem penghitungan aljabar boolean dengan menggunakan karnaugh map diantaranya :
gambar 6 ∑(2,3,4); K = A + B
dari sistem penghitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa
sistem berdasarkan f(n) dengan n adalah nilai kolom pada tabel boolean
dan pada gambar 1 menjelaskan bahwa seluruh jumlah adalah nol karena
tidak ada nilai yang dapat dihitung, namun pada gambar 2 seluruh kolom
terdapat nilai sehingga jumlah dari tabel tersebut adalah satu, namun
jika pada gambar 3,4,5 dan 6 adalah penjumlahan pada bidang yang
masing-masing memiliki nilai pada satu kolomnya, baik itu pada kolom A
maupun kolom B.
Dalam aplikasi di kehuidupan
kenyataan karnaugh map digunakan untuk menghitung sebuah peluang yang
akan didapat sebuah permasalahan, dan kebanyakan digunakan untuk
menghitung untung ruginya sistem permainan saham.
Tentang IP versi 6 atau IPv6
Ip Address Versi 4 Dan 6
Seperti diketahui bahwa pengalamatan IP terbagi menjadi 2, yaitu :
IP versi 4 atau IPv4
IP versi 6 atau IPv6
Perbedaan antara IP Versi 4 (IPv4) dan IP Versi 6 (IPv6):
1. IP Versi 4 memiliki panjang 32 bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4.294.967.296 alamat), sedangkan untuk IP Versi 6 memiliki panjang 128 bit.
2. IPv4 menggunkan static address dan dynamic address dalam media pengalamatannya, sedangkan IPv6 menggunakan stateful address configuration dan stateless address configuration.
3. IPv4 mendukung representasi alamat menggunkan subnet mask, sedangkan IPv6 tidak mendukung subnet mask.
4. IPv4 menggunakan dotted-decimal format, sedangkan IPv6 menggunakan colon-hexadecimal format.
Tentang IP versi 4 atau IPv4
Alamat
IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit,
dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di
seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
Alamat
IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik
(dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet
berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah
w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar
antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian
nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
- Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
- Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
- Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamatunicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
- Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
- Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.
IPv4 terbagi dalam beberapa kelas, yaitu :
kelas A = 1-127
kelas B = 128-191
kelas C = 192-223
kelas D = 224-239
kelas E = 240-255
Yang
umum digunakan adalah kelas A, B, dan C. untuk kelas D dan E disediakan
untuk multicast dan percobaan atau penelitian. ada beberapa IP address
yang diberi sifat khusus yaitu 127.0.0.1 yang berfungsi sebagai loop
back ke perangkat itu sendiri. Ada juga yang disebut dengan IP address
private, yang ada pada tiap kelas, yaitu :
kelas A = 10.0.0.0 – 10.255.255.255.255/8
kelas B = 172.16.0.0 – 172.31.255.255/16
kelas C = 192.168.0.0 – 192.168.255.255/24
Angka yang berada dibelakang ‘/’ itu menentukan banyaknya bit yang digunakan sebagai bit network yang akan menentukan alamat subnetmask. jika kita sudah bicara tentang subnetmask, akan lebih mudah mencarinya dalam bentuk biner dibandingkan dalam bentuk desimal.
Sebenarnya, IP address itu terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 oktet yang dipisahkan dengan titik. dibawah ini adalah representasi dari tiap kelas dalam bentuk biner
kelas A = 0xxxxxxx.zzzzzzzz.zzzzzzzz.zzzzzzzz
kelas B = 10xxxxxx.xxxxxxxx.zzzzzzzz.zzzzzzzz
kelas C = 110xxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.zzzzzzzz
x
melambangkan bit network dan z melambangkan bit host. beberapa hal yang
bisa dicari dengan menggunakan bit network dan bit host mencari
subnetmask.
Dengan mengetahui berapa banyak bit network yang ada, kita bisa mengetahui subnetmask dari IP address tersebut. cara mendapatkan subnetmask adalah dengan memberikan nilai 1 kepada bit network dan memberikan nilai 0 pada bit host. misalkan bit network diketahui sebanyak 16 bit, maka subnetmasknya adalah
Dengan mengetahui berapa banyak bit network yang ada, kita bisa mengetahui subnetmask dari IP address tersebut. cara mendapatkan subnetmask adalah dengan memberikan nilai 1 kepada bit network dan memberikan nilai 0 pada bit host. misalkan bit network diketahui sebanyak 16 bit, maka subnetmasknya adalah
11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0 ( diubah kedalam bentuk desimal )
Mencari network address
Mencari network address
Hampir
sama dengan mencari subnetmask, disini kita membiarkan bit network
seperti apa adanya dan semua bit host diberikan nilai 0. misalkan kita
punya IP address 192.168.142.60/27. kita ingin mengetahui IP tersebut
ada di jaringan yang mana. Caranya adalah sebagai berikut ubah IP
menjadi bentuk biner 192.168.142.00111100
kita
tau bahwa tiap oktet itu terdiri dari 8 bit, jadi untuk 3 oktet pertama
tidak perlu diubah menjadi bentuk binernya karena hanya akan
menghabiskan waktu dan tenaga anda :p. keseluruhan IP address itu
terdiri dari 32 bit yang terbentuk dari bit host dan bit network. pada
alamat diatas telah diberitahukan bahwa bit network ada sebanyak 27 bit
(dilihat dari /27), maka bit host nya adalah 32-27 = 5. jadi 5 bit
terakhir akan kita ubah menjadi 0 seperti berikut
192.168.142.00100000 = 192.168.142.32 (ini adalah network address yang dicari)
ternyata 192.168.142.60/27 berada pada jaringan 192.168.142.32
Mencari broadcast addres
Untuk
mencari broadcast address, kita melakukan hal terbalik pada saat
mencari network address. pada pencarian network address, semua bit host
nya dibuat menjadi 0, maka pada pencarian broadcast address ini semua
bit host nya dibuat menjadi 1. kita pakai contoh pada pencarian network
address diatas
192.168.142.00111111 = 192.168.142.63 (ini adalah broadcast address yang dicari)
192.168.142.00111111 = 192.168.142.63 (ini adalah broadcast address yang dicari)
Penghitungan IPV 4
Rumus perhitungan
32 – prefix = n
2(n) = N – 1
Contoh soal
100.16.255.124/26
32 – 26 = 6
32 – 26 = 6
2(6) = 64 – 1 = 63
N = 100.16.255.128
B = 100.16.255.187
Net = 255.255.255.192
Tentang IP versi 6 atau IPv6
Alamat
IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis
pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP
yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit,
dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4 x 1038 host
komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 6 adalah
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.
Berbeda
dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat
yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6
memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4
miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada
beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai
beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki
total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat
yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang
tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama
seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai
pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan
static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan
DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara
jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan
dengan stateless address configuration.
Seperti
halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order
bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah
(low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa.
Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda
pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP).
Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
Selasa, 21 Januari 2014
Sistem Bilangan
SISTEM BILANGAN
Beberapa sistem bilangan yang ada dalam bidang elektronika dan instrumentasi antara lain :
1. Bilangan desimal
Bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki basis 10.
Anggota bilangan desimal antara lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. ( r = 10)
Bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki basis 10.
Anggota bilangan desimal antara lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. ( r = 10)
2. Bilangan Biner
Bilangan biner adalah bilangan yang memiliki basis 2.
Anggota bilangan biner antara lain 0 dan 1. ( r = 2 )
Bilangan biner adalah bilangan yang memiliki basis 2.
Anggota bilangan biner antara lain 0 dan 1. ( r = 2 )
Dalam
penulisan biasanya ditulis seperti berikut 1010012, 10012,
10102, dll.
3. Bilangan oktal
Bilangan oktal adalah bilangan yang memiliki basis 8.
Anggota bilangan oktal antara lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. ( r = 8 )
Bilangan oktal adalah bilangan yang memiliki basis 8.
Anggota bilangan oktal antara lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. ( r = 8 )
Dalam
penulisan biasanya ditulis seperti berikut 23078, 23558,
1028, dll.
4. Bilangan heksadesimal
Bilangan heksadesimal adalah bilangan yang memiliki basis 16.
Anggota bilangan heksadesimal antara lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. ( r = 16 )
Bilangan heksadesimal adalah bilangan yang memiliki basis 16.
Anggota bilangan heksadesimal antara lain 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. ( r = 16 )
Dalam penulisan biasanya ditulis seperti berikut
2D8616, 12DA16, FA16, dll.
KONVERSI BILANGAN
Dalam sistem bilangan dalam bidang elektronika juga diperkenalkan konversi
bilangan.
Konversi bilangan yang ada antara lain :
1. Konversi bilangan desimal ke biner
Nilai bilangan desimal dibagi dengan 2, pembacaan nilai akhir hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah bentuk bilangan biner dari nilai desimal.
Contoh soal :
Ubah bilangan desimal 10 ke bilangan biner ?
Nilai bilangan desimal dibagi dengan 2, pembacaan nilai akhir hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah bentuk bilangan biner dari nilai desimal.
Contoh soal :
Ubah bilangan desimal 10 ke bilangan biner ?
2. Konversi bilangan biner ke bilangan desimal
Setiap urutan nilai bilangan biner dijumlahkan, dengan terlebih dahulu nilai biner tersebut dikalikan dengan bobot masing – masing bilangan biner.
Contoh soal :
Ubah bilangan biner 1010 ke bilangan desimal ?
Setiap urutan nilai bilangan biner dijumlahkan, dengan terlebih dahulu nilai biner tersebut dikalikan dengan bobot masing – masing bilangan biner.
Contoh soal :
Ubah bilangan biner 1010 ke bilangan desimal ?
3. Konversi bilangan desimal ke bilangan oktal
Nilai bilangan desimal dibagi dengan 8, pembacaan nilai akhir hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah hasil bilangan oktal dari bilangan desimal.
Contoh soal :
Ubah bilangan desimal 529 ke bilangan oktal ?
Nilai bilangan desimal dibagi dengan 8, pembacaan nilai akhir hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah hasil bilangan oktal dari bilangan desimal.
Contoh soal :
Ubah bilangan desimal 529 ke bilangan oktal ?
4. Konversi bilangan oktal ke bilangan desimal
Setiap nilai urutan bilangan oktal dijumlahkan, dengan terlebih dahulu nilai oktal tersebut dikalikan dengan bobot masing –masing bilangan oktal.
Contoh soal :
Ubah bilangan oktal 1021 ke bilangan desimal ?
Setiap nilai urutan bilangan oktal dijumlahkan, dengan terlebih dahulu nilai oktal tersebut dikalikan dengan bobot masing –masing bilangan oktal.
Contoh soal :
Ubah bilangan oktal 1021 ke bilangan desimal ?
5. Konversi bilangan desimal ke bilangan
heksadesimal
Konversi bilangan desimal ke bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti cara sebelumnya dengan melakukan pembagian bilangan desimal dengan 16 sehingga sisa dan urutan sisanya adalah hasil bilangan heksadesimal.
Untuk ini akan digunakan cara lain agar dapat menambah referensi dan ilmu pengetahuan.
Contoh soal :
Ubah bilangan desimal 5052 ke bilangan heksadesimal ?
Konversi bilangan desimal ke bilangan heksadesimal dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti cara sebelumnya dengan melakukan pembagian bilangan desimal dengan 16 sehingga sisa dan urutan sisanya adalah hasil bilangan heksadesimal.
Untuk ini akan digunakan cara lain agar dapat menambah referensi dan ilmu pengetahuan.
Contoh soal :
Ubah bilangan desimal 5052 ke bilangan heksadesimal ?
6. Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan
desimal
Dengan melakukan cek kebenaran hasil sebelumnya dapat diketahui hasil bilangan desimal tersebut. Dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti konversi – konversi sebelumnya untuk mendapatkan bentuk bilangan desimal.
Contoh soal :
Ubah bilangan heksadesimal 13BC ke bilangan desimal ?
Dengan melakukan cek kebenaran hasil sebelumnya dapat diketahui hasil bilangan desimal tersebut. Dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti konversi – konversi sebelumnya untuk mendapatkan bentuk bilangan desimal.
Contoh soal :
Ubah bilangan heksadesimal 13BC ke bilangan desimal ?
7. Konversi bilangan oktal ke bilangan biner
Setiap digit bilagan oktal dapat direpresentasikan ke dalam 3 digit bilangan biner. Setiap digit bilangan oktal diubah secara terpisah.
Contoh soal :
Ubah bilangan oktal 4567 ke bilangan biner ?
Setiap digit bilagan oktal dapat direpresentasikan ke dalam 3 digit bilangan biner. Setiap digit bilangan oktal diubah secara terpisah.
Contoh soal :
Ubah bilangan oktal 4567 ke bilangan biner ?
Yang diambil adalah 3 digit terakhir atau yang tercetak hitam.
Jadi bilangan biner untuk bilangan oktal 4567 adalah 100 101 110 111
8. Konversi bilangan biner ke bilangan oktal
Pengelompokan setiap tiga digit bilangan biner mulai dari LSB hingga MSB. Setiap kelompok akan menandakan nilai oktal dari bilangan tersebut.
Contoh soal :
Ubah bilangan biner 11110011001 ke bilangan oktal ?
Langkah pertama adalah bagi bilangan biner tersebut menjadi 3 digit
Pengelompokan setiap tiga digit bilangan biner mulai dari LSB hingga MSB. Setiap kelompok akan menandakan nilai oktal dari bilangan tersebut.
Contoh soal :
Ubah bilangan biner 11110011001 ke bilangan oktal ?
Langkah pertama adalah bagi bilangan biner tersebut menjadi 3 digit
Langkah kedua adalah mengganti bilangan biner
Jadi blangan oktal untuk bilangan biner 11110011001 adalah 3631
Jadi blangan oktal untuk bilangan biner 11110011001 adalah 3631
9. Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan
biner
Setiap digit bilangan heksadesimal dapat direpresentasikan ke dalam 4 digit bilangan biner. Setiap digit bilangan heksadesimal diubah secara terpisah.
Contoh soal :
Ubah bilangan heksadesimal 2AC ke bilangan biner ?
Jadi bilangan biner untuk bilangan heksadesimal 2AC adalah 0010 1010 1100
Setiap digit bilangan heksadesimal dapat direpresentasikan ke dalam 4 digit bilangan biner. Setiap digit bilangan heksadesimal diubah secara terpisah.
Contoh soal :
Ubah bilangan heksadesimal 2AC ke bilangan biner ?
Jadi bilangan biner untuk bilangan heksadesimal 2AC adalah 0010 1010 1100
10. Konversi bilangan biner ke bilangan
heksadesimal
Pengelompokan setiap empat digit bilangan biner mulai dari LSB hingga MSB . setiap kelompok akan menandakan nilai heksa dari bilangan tersebut.
Contoh soal :
Ubah bilangan biner 0010 1010 1100 ke bilangan heksadesimal ?
Jadi bilangan heksadesimal untuk bilangan biner 0010 1010 1100 adalah 2AC
Pengelompokan setiap empat digit bilangan biner mulai dari LSB hingga MSB . setiap kelompok akan menandakan nilai heksa dari bilangan tersebut.
Contoh soal :
Ubah bilangan biner 0010 1010 1100 ke bilangan heksadesimal ?
Jadi bilangan heksadesimal untuk bilangan biner 0010 1010 1100 adalah 2AC
Contoh soal 2 :
Ubah bilangan biner 10011110101 ke bilangan heksadesimal ?
Jadi bilangan heksadesimal untuk bilangan biner 10011110101 adalah 4F5
Berikut adalah tabel yang menampilkan sistem angka
desimal (basis 10), sistem
bilangan biner (basis 2), sistem bilangan/ angka oktal (basis 8),
dan sistem angka heksadesimal (basis 16)
yang merupakan dasar pengetahuan untuk mempelajari komputer digital. Bilangan
oktal dibentuk dari bilangan biner-nya dengan mengelompokkan tiap 3 bit dari
ujung kanan (LSB). Sementara bilangan heksadesimal juga dapat dibentuk dengan
mudah dari angka biner-nya dengan mengelompokkan tiap 4 bit dari ujung kanan.
Langganan:
Postingan (Atom)